Sebelum mata terpejam seperti biasanya doa doa mengalun merdu ke atas menunduk kepada-Nya,
Lalu mataku redup bak bunga yang mengatupkan kelopaknya,
Sehingga bola mata tertutup menunggu pagi,
Dalam lamunan tergambar putih semua background indah,
Terpancar sinar mentari yang terselubung mega biru,
Di sela pepohonan berdaun rimbun wajahmu nampak elok masuk ke dalam mimpiku,
Sebuah ayunan bertalikan akar beringin,
Kau duduk cantik bak bidadari rupawan menggenggam bunga geranium,
Tubuhmu di balut dress putih memakai high heels menambah gelora aura terpancar darimu,
Ku tatap perlahan dari kejauhan,
Senyumu menyeruak menyapa embun pagi ini,
Hatiku bergejolak merah muda,
Namun aku hanya bisa diam terpaku keadaan dan aku menunggu,
Tetap menunggu...
Ku hampiri kamu,
Saat itu angin membelai rerumputan sehingga bergoyang menggoda hati ini,
Ku ajak kau berlari di padang bunga yang sedang mekar menghadap matahari,
semringah raut wajahmu tak dapat tergambar kata,
Aku tertegun 5 centimeter menatap matamu yang bulat,
Mengapa kau selalu hadir dalam setiap mimpi malamku?
Mengetuk hatiku yang kosong,
Wajahmu selalu terbayang dalam otakku,
Namamu terukir di hatiku,
Dan kau hiasi mimpiku seindah nikmat Tuhan Yang Maha Esa,
Kan ku bahagiakanmu lahir hingga batin jika kau ada di hatiku,
Seperti mimpi dalam dongeng para putri yang selalu indah.
Dan aku kini terbangun dari bunga tidurku tak lupa bersyukur kepada-Nya yang telah memberi indah rehat malamku,
Menyisipkan dirimu untuk temaniku walau hanya mimpi,
dan aku menunggu...
14.01.2016.04.27
Rully Mardika Putra.
(Teruntuk dirimu Azizah Hanifatush Sabilla)
Ku tulis saat aku terbangun dari mimpi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar