Selasa, 09 Februari 2016

RINTIK HUJAN BAYANGANMU

Langit cerah bermega tebal,
Rintik hujan mulai membasahi bumi,
Titik demi titiknya menghunus berjatuhan,
Merdu suara hujan menampar atap rumah dan dahan pepohonan,
Menambah syahdu irama sang alam,
Hujan beramai ramai menghantam tanah yang kering,
Semua terlihat basah dan segar,
Sebuah genangan air hujan menghiasi di segala tempat,
Di saat itu pula aku lihat bayangmu bersinar,
  Entah hanya fatamorgana belaka atau permainan akal,
  Namun nampak jelas senyumanmu yang indah bak bunga mekar di pagi hari,
  Rona wajahmu yang berseri menambah semerbak wangi hujan,
  Pada genangan hujan ku rindu bayanganmu,
Aku berlari, aku mencumbu hujan, ku rasakan dinginnya,
Bersetubuh aku kini bersama ribuan hujan,
Aaahhhh... Segarnya nikmat-Mu Ya Rabb..
Dan aku berteriak di sela belaian hujan yang dingin..
Heeeeiiiii.. Wahai kamu wanita indah setara kahyangan,, Aku Mencintaimu..
Dan sekali lagi aku teriakanku seraya memeluk hujan,
Teruntuk kamu wahai wanita titisan hujan yang indah Azizah Hanifatush Sabilla..
Akalku mulai tak sadarkan diri,
Menari kesana kemari mengikuti irama hujan,
Bergumul mesra dengan genangan hujan yang tergambar wajahmu,
Warnaku mulai biru, ketika rintik hujan mulai memudar,,
Namun masih ku lihat semua bayangmu di atas genangan yang bersih seperti hatimu,
Hujan berhenti, berlian sisa air hujan bertengger di setiap jengkal dahan,
Wajah dan dirimu kini hinggap di pikiranku, merasuk kedalam hati ini,
Namamu terpatri berkilauan di lidahku, di setiap lubang pori poriku ada kamu,
Duhai kamu Azizah Hanifatush Sabilla..
Ketahuilah bahwa aku benar benar sangat mencintaimu..

Karya : Rully Mardika Putra, 
09022016-15.01
Institut Kesenian Jakarta.