Kamis, 13 Oktober 2016

Sajak Pejantan Di Dalam Sangkar


Hei, BANGSAT!
Sudah seminggu bergulir kau hanya berbaring,
Sumpek aku melihatmu tanpa taring,
Sudah seminggu kau nampak kuyu dan kering,
Tanpa menghasilkan uang temanmu hanya bantal dan guling,
Suara gonggong sang betina begitu nyaring,
Timbulkan suara-suara bising,
Memecah seluruh hening,
Dan tak ku tahu kapan akan membening,

Dia tidak sakit,
Dia tidak pula sembelit,
Dia tidak melakukan semedi,
Dia tidak sekarat,
Dia tidak mati,
Dia hanya tidak melakukan apa-apa,

Waktu terus berjalan,
Hari terus berganti menjadi harapan,
Kami butuh makan!
Kami butuh hiburan!
Kami butuh asupan!
Kami butuh pendidikan!
Kami butuh racun untuk menghadapi kehidupan,
Kami butuh kenyataan,
Bukan hanya angan dalam sebuah guratan,
Tak tahu apa yang dia pikirkan,
Tak tahu apa yang dia lakukan,
Tak tahu apa yang dia kerjakan,
Tak tahu apa yang membelenggu kejiwaan,
Dia hanya tidak melakukan apa-apa kawan,

Lalu waktu terus berjalan,
Dan sang bertina selalu menggonggong :
Hei, BAJINGAN!
Kamu tidak bekerja hari ini?
Kami mau makan apa kalau begini?
Kamu kira hidup hanya bisa terus begini?
Kamu tidak ingat sudah tanggal berapa ini?
Kapan kau mau lunasi uang kontrakan rumah ini?
Bahkan dua bulan kemarin masih berhutang dengan pemilik rumah ini,
Hutang menumpuk di sana-sini,
Kamu sudah berjanji akan bayar tanggal 16 bulan ini,
Mau sampai kapan kamu terus seperti ini?
Bisa-bisa kita diusir dari rumah ini,
Kamu mengerti?
Lalu dia menjawab dengan suara yang sunyi,
Dengan suara yang tidak tinggi,
Rendah bagai kurcaci,
Tidak tahu. Katanya.

Di luar rumah matahari masih bertengger,
Panasnya beringas membakar leher,
Dia masih di situ tak mau bergeser,
Bak siput dia kini bersandar,
Tapi dia tak melakukan apa-apa,
Dia hanya berbaring tanpa menghasilkan uang sepeser,
Dia tak menghiraukan keluarga akan kelaparan,
Dia tetap hening dalam kegelisahan,
Tak tahu apa yang dia pikirkan,
Tak tahu apa yang dia keluhkan,

Dan aku masih geram akan tingkahnya,
Dan hanya dapat memandangnya,
Dan tanpa mau memperingatinya,
Dan biarkan sang betina yang menggedornya,
Hati dan pikirannya,
Dan dia hanya berbaring tanpa menghasilkan uang di sakunya.


-Rully Mardika Putra-
Depok, 12 Oktober 2016
12.45