Sabtu, 12 Februari 2011

Pendaki Gunung Everest

Tujuh-puluh lima tahun yang lalu, dua orang Inggris George Mallory dan
Andrew Irvine hilang di puncak Everest, gunung tertinggi di dunia.
Itu terjadi 29 tahun sebelum Edmund Hillary, dari Selandia Baru dan
pemandunya, Tenzing Norgay, orang Tibet, dinyatakan sebagai orang-orang
pertama yang berhasil mencapai puncak itu.
Tahun 1997 sebuah tim ekspedisi khusus menemukan jenazah George
Mallory pada ketinggian 27,000 kaki atau kira-kira 9,000 meter diatas
permukaan laut.
Kata pendaki Dave Hahn dalam pesan yang dikirimnya lewat komputer dan
internet, dia menemukan mayat Mallory itu pada hari Sabtu lalu. Mayat
itu bisa dikenal dari mantelnya yang bertuliskan nama Mallory.
“Kami tidak mau mengganggu jenazahnya, yang sudah terbaring disana
selama 75 tahun,” kata Hahn.
Ke-8 orang pendaki gunung gunung tadi, termasuk Dave Hahn, kini berusaha
mencari mayat pendaki lainnya, Andrew Irvine, serta sebuah kamera yang
dibawanya, yang mungkin masih berisi film yang akan membuktikan bahwa
kedua orang itu telah tiba di puncak Everest 29 tahun sebelum Edmund
Hillary dan Tenzing Norgay.

Atas permintaan keluarga Mallory, Hahn dan kawan-kawannya mengadakan
upacara peringatan khusus di puncak gunung itu.
Ekspedisi pencarian jenazah Mallory dan Irvine itu diongkosi oleh PBS,
lembaga swasta yang membantu stasiun radio dan televisi. Mayat Mallory
ditemukan sekitar 660 meter dari puncak Mt. Everest, tidak jauh dari
tempat ditemukannya mayat pendaki Cina Wang Hong-bao. Puncak gunung
tertinggi itu berada pada ketinggian 9,676 meter diatas permukaan laut.
Laporan Hong-bao dipergunakan oleh kru televisi untuk menemukan mayat
Mallory itu. Kata pendaki gunung Jochen Hemmleb dari Jerman, pencarian
itu dilakukan di kawasan yang digambarkan oleh Hong-bao, dimana dia
menemukan mayat yang disebutnya sebagai “mayat orang Inggris.”
Dua hari setelah menemukan mayat orang Inggris itu dalam tahun 1975,
Hong-bao sendiri meninggal kena hantam longsoran salju di dekat puncak Mt. Everest.
Tim expedisi televisi menemukan mayat Mallory di sebuah tebing es,
dimana pendaki gunung lainnya pernah menemukan kapak es milik Andrew
Irvine dalam tahun 1933. Kapak itu ditandai dengan tiga guratan pada
gagangnya, yang dikenal orang sebagai cara Irvine menandai barang
miliknya.
Pendakian yang sekarang ini dimulai tanggal 29 Maret dan dilakukan dalam
enam tahapan. Angin kencang yang berhembus mengikis lapisan salju, dan
curah hujan yang rendah banyak membantu pekerjaan para pendaki gunung
itu sehingga mereka bisa menemukan mayat Mallory.
Pemimpin rombongan Eric Simonson mengatakan, penemuan itu adalah sukses
besar yang tidak terduga-duga. Dan kalau nanti terbukti bahwa Mallory
dan Irvine sempat mencapai puncak Everest, maka buku sejarah akan
terpaksa diperbaiki dan ditulis kembali.




http://nic.itb.ac.id/~arsip/itb/
disiarkan: 7 mei, 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar